Minggu, 22 Januari 2017

Pena Merah

_JUBAH MERAH_
Malam ini bulan itu mulai Tersenyum. Seolah mengerti tentang goresan hati ini yang lama tidak merasakan indahnya anugerah sang Ilahi. katanya itu merupakan sesuatu yang sangat wajar dimasa muda ini bagaikan melihat bulan yang sedang mengintip dibalik hijab pekatnya malam. waktu ku menulis kata-kata ini perasaan ini hanya tertuju kepadamu dan itu bercampur aduk dengan pikiran yang melayang tidak tentu arah sehingga berani mengambil kesimpulan bahwa apakah kamu tulang rusuk yang lama hilang ?
Teringat dengan kisah Manusia paling romantis di dunia ini, sekaligus Sahabat Rasulullah  SAW. yaitu Ali dengan Fatima yang kisahnya digoreskan dengan penuh hikmat dalam kitab langit yang Agung, bahwa menurut kisah romantisme kedua sejoli itu Setan pun tidak mengetahui apa sebenarnya yang terjadi dengan mereka. Subhanallah... begitu indah jejak asmara mereka, mungkinkah kita bisa menapaki jejak cinta itu ?
lagi dan lagi tanda tanya itu muncul untuk kedua kalinya dibenaku, bukan berarti aku tidak percaya atau bahkan ragu akan ketetapan-Nya. tapi logika tanpa logistik katanya itu kebodohan. berdoa tanpa usaha pun mustahil. Dari sejuta teori yang sudah ada hanya ada satu yang mampu kita pahami yaitu yaitu tindakan nyata tanpa perlu basa basi dengannya. walau kata sastrawan dan novelis Pidi Baiq dalam karyanya mengatakan bahwa "Aku mencintaimu, itu urusanku. bagaimana engkau kepadaku terserahlah, itu urusanmu". rasa-rasanya itu hanya ada dalam dunia novel, karena manusia mana yang mencintai tanpa kepastian. walaupun cinta itu tanpa alasan, cinta itu tanpa sebab. walau dunia ini tidak selebar daun kopi tapi aku tetap butuh kepastian dari ta' (Jubah Merah)..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar